BULUKUMBA - Pemuda Kabupaten Bulukumba patut bersyukur karena dapat mengikuti Pelatihan Pemandu Wisata Selam yang dihelat di Agri Hotel Bulukumba pada Kamis, 30 Juni 2022. Salah seorang instruktur kawakan yang dimiliki dunia, hadir menjadi Narasumber.
Didit Darmawan, merupakan instruktur bersertifikat kelas dunia yang dikeluarkan Association of Diving Scholl International (ADS-I) sejak tahun 2011. Dan merupakan pemegang langka dari sertifikasi tersebut, khususnya di Indonesia.
Organisasi pelatihan dan sertifikasi untuk olahraga selam itu, berdiri tahun 1980. Awalnya bernama ADS-Japan. Kini ADS-I memiliki pusat pelatihan di Yokohama, Jepang dan juga Indonesia, sekaligus negara berbendera merah putih ini menjadi chapter yang paling aktif di tubuh ADS-I.
Bahkan Didit di tahun 2012, telah mengantongi sertifikat Scuba Schools International (SSI). Dalam paparan materinya bertajuk "Manajemen Kepemanduan Penyelaman", lebih awal menyampaikan bahwa dirinya telah aktif sebagai pemandu selam di Pantai Bira Bulukumba dan sekitarnya sekitar era 90-an.
"Di Bulukumba ini, Saya bukan orang baru, tapi peserta ini, ya beberapa baru Saya lihat. Ya boleh Saya dicatat, dari tahun 90-an, Saya sudah jadi pemandu selam disini, " terang Didit.
Instruktur profesional itu membeberkan dalam Curiculum Vitae (CV) miliknya, dia adalah seorang Lecturer, Scuba Trainer Instructor, Ocean Lover Makassar. Menyemangati para pemandu selam dan juga mereka yang baru akan masuk ke dunia bawah laut untuk senantiasa memperkaya, mempertajam, dan meningkatkan skill (keahlian) maupun kompetensinya.
"Jadi Divemaster itu sebenarnya tidaklah sesulit kita bayangkan. Kalau dari sisi log misalnya, sepanjang kita aktif, 2 hari saja seminggu, Sabtu dan Minggu, sehari itu 2 kali turun (menyelam), kan sudah masuk log 4 kali perminggunya, " urai dia.
Log bisa terpenuhi 192 selama setahun jika benar-benar konsisten menyelam 4 kali sepekannya. Tinggal memenuhi prasyarat lainnya, karena ada tingkatan berjenjang yang harus dilewati sebelum menyandang Divemaster.
"Beliau ini, Saya katakan manusia langka karena di Sulsel, bahkan di Indonesia, mungkin baru 1 atau 2 yang memiliki Bintang 3 (BS 3), " kata Bruno S Rantetana.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (SDP Disbudpar Sulsel) itu, menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai instansinya. Dia juga sekaligus mewakili Kadisbudpar Sulsel, Muhammad Jufri yang sedianya membuka acara, namun masih berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan lainnya.
Pria yang akrab disapa BSR menerangkan, dalam dunia selam, banyak yang bisa dicapai. Hanya saja, dalam kesempatan pelatihan tersebut, pihaknya lebih spesifik mengerucutkan targetnya agar pemuda Bulukumba menjadi pemandu selam untuk tujuan wisata.
Betapa tidak, Bulukumba yang dijuluki Butta Panrita Lopi (Tanah Pelaut Ulung) sejak lama dikenal karena potensi pariwisata yang dimiliki, berupa destinasi wisata bahari. Diantaranya Pantai Bira, Pantai Bira, serta kawasan bawah laut yang berlimpah terumbu karang nan indah dan mempesona.
Mengeksplorasi pesona bawah laut, penyelam membutuhkan kehadiran pemandu selam handal dan bersertifikat. Sehingga Disbudpar Sulsel meyakini penting melakukan pelatihan.
Hanya saja, Bruno berharap lebih kepada pemangku kepentingan yang menyetujui penganggaran, agar kedepan dapat meningkatkan serapan anggaran terhadap penyiapan pemandu selam. Mulai dari pelatihan dasar hingga lanjutan, diikuti dengan praktek lapangan hingga fasilitasi mengikuti tes dalam rangka mengantongi sertifikat.
"Jadi pemandu wisata, kita butuhkan itu bagaimana membuat orang (wisatawan) merasa nyaman, aman, dan bisa datang lagi di kesempatan lain. Kalau potensi bawah laut kita, Saya kira Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan ini punya keindahan yang tak kalah dengan daerah lain, " imbuhnya.
Berbeda dengan penyelam untuk tujuan olahraga. Mereka tentu digembleng untuk meraih prestasi, makanya tidak bertumpu untuk menyenangkan penyelam yang dipandunya, melainkan punya target menang saat mengikuti kompetisi.
"Divemaster ini kan sudah punya sertifikat spesialisasi mulai dari Deep Diving, lalu ada Rescue Diving, Night Diving, kemudian Navigasi. Kalau di Indonesia, diantaranya dikeluarkan oleh POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia), " ujar Bruno.
Malah sebelumnya, oleh Didit menerangkan, untuk tingkatan sertifikasi, juga terdapat Instructor, Reef Check Diver, Nitrox Diver, dan Scientific Diver. Sementara jenjang penyelam terdiri dari Snorkel Diver, Basic Diver, Open Water Diver, dan Advance Diver.
Selain POSI, lanjut BSR, organisasi pelatihan dan sertifikasi olahraga selam lainnya, seperti PADI (Professional Association of Diving Instructors), NAUI (National Association of Underwater Instructors). Termasuk ADS-I dan SSI yang mengantarkan Didit bisa hadir mentransfer ilmu, pengetahuan, dan pengalamannya kepada kurang lebih 50 orang pemuda Bulukumba dari berbagai instansi dan organisasi, baik pemerintah maupun kemasyarakatan.
Menyoal kepemanduan, BSR mengungkapkan, Disbudpar Sulsel di tiap tahunnya memprogramkan kegiatan serupa guna meningkatkan kemampuan dan kualitas kepariwisataan, utamanya wisata minat khusus. Karenanya, dihadirkan pula seorang pramuwisata (guide) profesional.
"Kesempatan berharga ini, setelah pak Didit Darmawan S.S.T, M.Si, kita akan dibekali juga pengetahuan untuk menjadi pemandu wisata selam. Beliau pak Taufiq, A.Md, dilanjutkan pak Irwan Sofyan, S.T, " tandasnya.
Taufiq merupakan pramuwisata dari DPD HPI (Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia) Sulsel yang tidak asing dengan dunia bawah air. Menyampaikan materi bertajuk "Pelayanan Prima di Bidang Kepemanduan Selam", sedangkan materi "Managing Risk in Tourism Diving" dipaparkan Irwan.
Ditegaskan Taufiq bahwa mereka yang sudah memiliki kemampuan menyelam, pengetahuan berikutnya adalah memahami teknik, metode, dan strategi kepemanduan. Begitu pun sebaliknya, seorang pemandu wisata, perlu dibekali pengetahuan menyelam.
"Kalau dua ini sudah dimiliki, Saya kira sudah layak untuk mendampingi wisatawan menjelajahi indahnya wisata bawah laut kita yang luar biasa. Tapi ingat, penting untuk memiliki sertifikat, atau punya kompetensi, profesional, dan terdaftar pastinya karena ini menyangkut jiwa dan juga kemampuan menjual potensi pariwisata kita, " ungkap Taufiq.
Pelatihan sehari itu dibuka secara resmi Sekretaris Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Bulukumba, H Andi Mattampa Wali. Turut hadir dari Disbudpar Sulsel yakni Kirana Halim selaku Kepala Seksi Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Pariwisata. (***)